![]() |
| Sumber Foto: diunduh dari antara.com |
WARTAALENGKA,
Jakarta - Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa kemerdekaan
Palestina tidak layak dijadikan alat tawar dalam panggung politik global.
Pernyataan itu ia sampaikan di Blitar pada seminar peringatan tujuh puluh tahun
Konferensi Asia Afrika yang menyorot jejak Bung Karno di kancah sejarah dunia. “Yang
saya ikuti perkembangan kemarin di PBB, tetap saya selalu mengatakan bahwa yang
namanya Palestina merdeka itu, menurut saya, sesuai juga dengan keinginan ayah
saya, yaitu berdaulat dan merdeka penuh. Jadi, bukan harus ada tawar-menawar,”
ujar Megawati.
Ia
mengaitkan dukungan terhadap Palestina dengan semangat Dasa Sila Bandung serta
tradisi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Megawati mengingatkan
bahwa pesan itu telah ditegaskan Bung Karno sejak Konferensi Asia Afrika 1955
dan masih relevan hingga hari ini. “Saya juga menyampaikan dalam pidato saya
di Beijing bahwa kita tidak akan pernah lupa perjuangannya yang namanya negara
Palestina,” kata Megawati.
Megawati
juga menyoroti jurang antara status formal kemerdekaan dan makna kemerdekaan
yang hakiki bagi banyak bangsa. Menurutnya,
solidaritas global dan kerja sama antarnegara perlu diperkuat agar keadilan
internasional tidak berhenti sebagai slogan. “Banyak negara sudah merdeka,
tetapi kemerdekaan yang hakiki yang diinginkan oleh Bung Karno apakah betul
telah terlaksana? Itu yang selalu saya gaungkan,” ujar Megawati.
Sudut pandang ini menempatkan isu Palestina bukan sekadar
agenda kemanusiaan, melainkan ujian konsistensi terhadap warisan Konferensi
Asia Afrika. Bagi Indonesia, garis sikap tersebut menyambung langsung ke mandat
konstitusional untuk menentang penjajahan dalam bentuk apa pun sekaligus
menjaga kredibilitas bebas aktif di forum multilateral. (WA)
