![]() |
| Sumber Foto: Kompas |
WARTAALENGKA,
Cianjur – Di era digital, kebiasaan men-charge ponsel semalaman
atau menggunakannya sambil dicas sudah menjadi rutinitas banyak orang. Namun,
di balik kebiasaan sederhana itu, ada potensi bahaya besar yang sering
diabaikan — mulai dari kerusakan baterai, penurunan performa sistem, hingga
risiko kebakaran akibat thermal runaway alias panas berlebih.
Secara
ilmiah, ponsel bekerja dengan sistem kelistrikan yang kompleks. Ketika dicas,
arus listrik mengalir dari adaptor menuju baterai lithium-ion, menciptakan
proses kimia untuk menyimpan energi. Saat proses ini berlangsung terlalu lama,
atau ponsel terus digunakan dalam keadaan terhubung ke sumber daya, suhu
internal meningkat signifikan. Dalam kondisi tertentu, suhu baterai bisa
mencapai lebih dari 45°C, yang sudah cukup untuk merusak komponen
internal dan memperpendek umur baterai hingga 40%.
Menurut
riset dari Battery University (2023), setiap kenaikan suhu 10°C di atas
suhu ideal (sekitar 25°C) dapat mengurangi kapasitas baterai lithium-ion hingga
15–20% lebih cepat. Jika dilakukan terus-menerus, baterai bisa mengalami
swelling (menggembung) karena gas hasil reaksi kimia yang terperangkap
di dalamnya. Inilah yang sering jadi penyebab HP tiba-tiba panas, meledak, atau
bahkan terbakar.
Selain
itu, riset dari IEEE Spectrum (2022) menunjukkan bahwa penggunaan ponsel
sambil dicas dapat meningkatkan suhu baterai hingga dua kali lipat lebih cepat
dibanding hanya dicas dalam keadaan diam. Hal ini karena arus listrik tidak
hanya digunakan untuk mengisi daya, tetapi juga untuk menjalankan sistem CPU,
layar, dan aplikasi secara bersamaan. Kombinasi antara panas dari baterai dan
prosesor membuat ponsel bekerja di luar batas suhu aman.
Menurut
Dr. Arya Rahadian, dosen Teknik Elektro di Universitas Indonesia,
“Baterai
lithium-ion dirancang untuk bekerja pada rentang suhu tertentu. Ketika suhu
melebihi ambang batas, struktur kimianya menjadi tidak stabil. Dalam kasus
ekstrem, bisa terjadi ledakan kecil akibat gas yang terbentuk di dalam sel
baterai.”
Kasus
nyata pun sudah banyak terjadi. Pada tahun 2022, media internasional
melaporkan beberapa insiden ponsel meledak saat dicas semalaman, salah satunya
di India dan Tiongkok. Investigasi menunjukkan penyebab utamanya adalah
overheat yang tidak diatasi oleh sistem pendingin ponsel, serta penggunaan
adaptor tidak original.
Kebiasaan
lain yang memperparah situasi adalah menutup ponsel dengan casing tebal saat
sedang diisi daya. Secara termodinamika, casing menghambat sirkulasi udara dan
memperlambat pelepasan panas, menyebabkan suhu internal naik lebih cepat.
Kombinasi ini berpotensi memicu degradasi baterai lebih dini bahkan korsleting.
Selain
bahaya fisik, dampak jangka panjang dari kebiasaan ngecas berlebihan adalah penurunan
efisiensi daya dan performa ponsel. Ketika baterai sering dipaksa bertahan
dalam suhu tinggi, ion litium di dalamnya kehilangan stabilitas. Akibatnya,
kapasitas maksimal baterai menurun sehingga ponsel cepat low-bat meski baru
beberapa jam digunakan.
Menurut
hasil studi dari Journal of Power Sources (2021), ponsel yang sering
dicas dalam kondisi panas memiliki rata-rata umur baterai hanya 2 tahun,
dibandingkan 3–4 tahun pada ponsel yang dicas secara benar dan teratur.
Tips
Ilmiah Menghindari Bahaya Ngecas Berlebih
1.
Jangan ngecas
semalaman. Cabut charger setelah mencapai 80–90%.
2.
Gunakan charger
original. Arus listrik yang tidak stabil dari charger KW bisa
memicu panas berlebih.
3.
Hindari penggunaan
ponsel saat dicas. Biarkan perangkat dalam mode diam agar suhu
tetap stabil.
4.
Lepas casing saat
mengisi daya. Membantu ponsel melepaskan panas dengan
lebih efisien.
5.
Isi daya di suhu
ruangan. Hindari men-charge di tempat panas seperti dekat jendela
atau dalam mobil.
Panas berlebih saat mengecas ponsel bukan sekadar tanda “baterai boros”, tapi indikasi potensi kerusakan struktural pada baterai lithium-ion. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan degradasi komponen, korsleting, bahkan kebakaran. Edukasi sederhana tentang kebiasaan charging yang aman dapat mencegah kerugian besar, baik secara ekonomi maupun keselamatan. (WA/Ow)
