Air Wudhu, Obat Stres Alami dan Perisai Tubuh dari Penyakit

Sumber Foto: Ganes Aryudha 

WARTAALENGKA, Cianjur – Wudhu, sebagai salah satu praktik penting dalam ajaran Islam, bukan hanya berfungsi sebagai syarat sah ibadah, tetapi juga memiliki manfaat nyata bagi kesehatan fisik dan psikologis. Secara ilmiah, aktivitas wudhu yang dilakukan berulang kali dalam sehari berpotensi menjadi salah satu kebiasaan sehat yang mendukung pola hidup bersih dan seimbang.

Dari perspektif medis, wudhu berfungsi sebagai bentuk kebersihan tubuh rutin. Mencuci tangan, wajah, mulut, hidung, tangan, dan kaki beberapa kali sehari membantu mengurangi akumulasi kuman, debu, dan polutan yang menempel akibat aktivitas harian. Menurut penelitian Centers for Disease Control and Prevention (CDC, 2020), mencuci tangan secara rutin dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan hingga 21% dan penyakit diare hingga 31%. Dengan wudhu, kegiatan mencuci ini dilakukan secara disiplin dan berulang.

Mencuci mulut (berkumur) dalam wudhu juga memberikan manfaat signifikan. Studi oleh Journal of Oral Hygiene (2019) menunjukkan bahwa berkumur dengan air membantu mengurangi jumlah bakteri mulut hingga 36%. Hal ini dapat mencegah bau mulut, karies gigi, serta peradangan gusi. Begitu pula dengan menghirup air ke hidung dan mengeluarkannya, tindakan ini membantu membersihkan rongga hidung dari partikel debu dan alergen, sehingga dapat mengurangi risiko infeksi saluran pernapasan atas.

Wudhu juga memberikan efek fisiologis berupa stimulasi sirkulasi darah. Saat seseorang membasuh wajah, tangan, dan kaki dengan air, terjadi proses penyegaran kulit dan peningkatan aliran darah kapiler. Penelitian oleh Ibrahim & Shah, 2018 menemukan bahwa aktivitas wudhu secara teratur meningkatkan elastisitas kulit dan menjaga kelembapan alami, sehingga memperlambat proses penuaan dini.

Dari sisi neurologis, sentuhan air pada area wajah dan kepala memiliki dampak menenangkan. Air yang menyentuh kulit akan merangsang reseptor sensorik yang berhubungan dengan sistem saraf parasimpatik, yaitu sistem yang berperan dalam menciptakan rasa rileks. Hal ini menjelaskan mengapa seseorang sering merasa lebih segar dan tenang setelah berwudhu. Studi Neuroscience Letters (2021) bahkan menunjukkan bahwa kontak air pada wajah dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol hingga 15%.

Manfaat psikologis wudhu juga tak kalah penting. Rutinitas wudhu lima kali sehari sebelum shalat berfungsi sebagai momen transisi psikologis, dari aktivitas duniawi menuju aktivitas spiritual. Hal ini menciptakan jeda mental yang menurunkan stres, meningkatkan kesadaran diri (mindfulness), dan menumbuhkan rasa damai. Penelitian di Journal of Religion and Health (2020) mengungkapkan bahwa individu yang menjaga wudhu rutin melaporkan tingkat stres lebih rendah dan kualitas tidur lebih baik dibandingkan yang tidak melakukannya.

Selain aspek kesehatan, wudhu juga berperan dalam pencegahan penyakit menular. Bagian tubuh yang dibersihkan saat wudhu adalah area yang paling sering terpapar lingkungan dan menjadi media utama penularan penyakit, seperti tangan dan wajah. Dengan membersihkannya secara teratur, risiko penularan melalui kontak berkurang drastis. Hal ini relevan terutama pada era pandemi, di mana kebiasaan mencuci tangan terbukti sebagai salah satu langkah utama pencegahan penyebaran virus.

Kasus nyata dapat ditemukan pada masyarakat Muslim di beberapa negara yang menjadikan wudhu sebagai bagian dari rutinitas hidup bersih. Studi di Pakistan (2017) menunjukkan bahwa prevalensi infeksi saluran pernapasan pada anak-anak yang terbiasa berwudhu sebelum belajar di sekolah lebih rendah 18% dibandingkan anak yang tidak terbiasa. Data ini mendukung pandangan bahwa wudhu memiliki dampak nyata pada kesehatan komunitas.

Lebih jauh, wudhu juga memberi manfaat bagi kesehatan kulit. Dengan rutin mencuci bagian tubuh yang terbuka, kotoran, minyak berlebih, dan polutan lingkungan dapat berkurang. Hal ini membantu mencegah jerawat dan infeksi kulit ringan. Ditambah lagi, air yang digunakan untuk wudhu biasanya bersuhu normal atau sejuk, yang dapat mempersempit pori-pori sementara, sehingga memberi efek kesegaran.

Kesimpulannya, wudhu bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga praktik higienis yang didukung oleh bukti ilmiah. Kebiasaan mencuci bagian tubuh tertentu secara berulang dalam sehari terbukti menurunkan risiko penyakit infeksi, meningkatkan kesehatan mulut, hidung, dan kulit, serta memberi efek menenangkan secara psikologis. Dengan demikian, wudhu dapat dipandang sebagai salah satu bentuk preventive medicine yang diwariskan dalam ajaran agama dan terbukti bermanfaat bagi kesehatan modern. (WA/Ow)

Lebih baru Lebih lama