10 Nyawa Melayang, Presiden Prabowo Bentuk Tim Reformasi Polri, Mahfud MD Jadi Target

Sumber Foto: Sindo

WARTAALENGKA, Jakarta – Pemerintah resmi mengonfirmasi rencana pembentukan Tim Reformasi Kepolisian sebagai langkah menjawab gelombang kritik publik terhadap Polri. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan, salah satu tokoh yang diajak bergabung adalah Mahfud Md, mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di era Presiden Joko Widodo (2014–2024).

Namun, Prasetyo belum memastikan apakah Mahfud sudah menyatakan kesediaannya. “(Mahfud) termasuk salah satunya,” kata Prasetyo kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

Komitmen Pemerintah

Politikus Partai Gerindra ini menyebut pembentukan tim tersebut merupakan bentuk komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memperbaiki wajah kepolisian. Ia menambahkan, selain Mahfud, pemerintah juga mengajak sejumlah tokoh nasional lain, meski daftar lengkapnya belum diumumkan.

“Sekarang sedang proses untuk kami meminta kesediaan para tokoh-tokoh untuk berkenan bergabung di komite tersebut,” ujar Prasetyo.

Rabu lalu (17/9), Prasetyo sempat menyebut nama-nama anggota tim akan diumumkan dalam pekan ini. Namun, ia tidak memastikan tanggal pastinya. “Tunggu, insyaallah dalam minggu ini,” katanya.

Siapa Ketua Tim?

Ketika disinggung soal kepemimpinan tim, Prasetyo menegaskan Istana belum menunjuk siapa pun sebagai ketua. “Sedang disusun,” ucapnya.

Salah satu nama yang terus mengemuka adalah Mahfud Md, sosok yang dikenal vokal terkait isu hukum dan demokrasi. Namun, hingga kini belum ada konfirmasi resmi apakah ia menerima tawaran tersebut.

Latar Belakang Pembentukan Tim Reformasi Kepolisian

Desakan perbaikan Polri mencuat setelah gelombang demonstrasi besar pada akhir Agustus hingga awal September 2025. Demonstrasi itu pecah usai insiden tragis pada Kamis malam, 28 Agustus 2025, ketika seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas kendaraan taktis Brigade Mobil Polri.

Kericuhan meluas. Massa membakar markas kepolisian, kantor DPRD, hingga merusak kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani—sebelum ia diganti dalam reshuffle kabinet pada 8 September 2025—serta rumah empat anggota DPR.

Catatan resmi menyebut sedikitnya 10 orang meninggal dunia dalam rangkaian aksi tersebut. Peristiwa inilah yang mendorong desakan keras agar kepolisian dievaluasi total.

Restu dari Presiden Prabowo

Presiden Prabowo Subianto dikabarkan telah menyetujui pembentukan tim ini. Persetujuan itu disampaikan langsung saat pertemuan dengan sejumlah tokoh dari Gerakan Nurani Bangsa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (11/9/2025).

Mantan Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Gomar Gultom, yang hadir dalam pertemuan tersebut, mengungkapkan bahwa pihaknya mendesak pemerintah segera melakukan reformasi kepolisian.
“Pak Presiden akan segera membentuk tim atau komisi reformasi kepolisian. Saya kira ini juga atas tuntutan dari masyarakat yang cukup banyak,” ujar Gultom usai pertemuan yang berlangsung selama tiga jam.

Publik Menunggu Langkah Konkret

Hingga kini, pemerintah masih merahasiakan detail nama-nama tokoh yang akan bergabung. Meski demikian, keterlibatan Mahfud Md disebut-sebut bisa memberi bobot kuat bagi kredibilitas tim.

Publik pun menunggu apakah pembentukan tim ini benar-benar menjadi langkah serius dalam menata ulang institusi Polri, atau hanya sekadar respons politik atas tekanan massa. (WA/Ow)

Lebih baru Lebih lama