PASAR SAHAM AS MEROKET, NVIDIA PECAHKAN REKOR DI TENGAH ANCAMAN TARIF TRUMP

Sumber Foto: Akio Kon/Bloomberg via Getty Images

WARTAALENGKA, New York - Indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada Rabu (9/7) waktu setempat, meski pasar global tengah waspada menghadapi gelombang baru kebijakan tarif dari Presiden Donald J. Trump. Di tengah dinamika tersebut, sektor teknologi mencatat tonggak sejarah baru, dengan Nvidia Corp. menjadi perusahaan pertama yang menembus valuasi USD 4 triliun—meski hanya berlangsung sesaat di perdagangan intraday.

Mengutip Xinhua, indeks Dow Jones Industrial Average naik 217,54 poin atau 0,49 persen menjadi 44.458,3. Indeks S&P 500 menguat 0,61 persen ke posisi 6.263,26, dan indeks teknologi Nasdaq Composite mencatat kenaikan 0,94 persen, ditutup pada level 20.611,34.

Saham Teknologi Dorong Bursa AS ke Zona Hijau

Delapan dari sebelas sektor utama di indeks S&P 500 mengakhiri perdagangan di zona positif, dengan sektor utilitas dan teknologi memimpin penguatan masing-masing sebesar 1,00 persen dan 0,94 persen. Di sisi lain, sektor barang konsumsi pokok dan energi mengalami tekanan, masing-masing terkoreksi 0,55 persen dan 0,50 persen.

 

Kenaikan signifikan dipimpin oleh saham-saham teknologi, khususnya emiten produsen semikonduktor. Nvidia melonjak 1,8 persen, mendorong kenaikan indeks lebih luas meski ditutup sedikit di bawah rekor tertinggi intraday yang sempat menempatkan kapitalisasi pasar perusahaan melampaui USD 4 triliun. Saham Broadcom dan Meta Platforms masing-masing menguat 2,24 persen dan 1,68 persen, sementara Amazon, Alphabet, dan Microsoft turut naik di atas satu persen. Di sisi lain, hanya Tesla dari kelompok “Magnificent 7” yang mengalami pelemahan tipis.

Trump Luncurkan Tarif Baru, Pasar Tetap Optimis

Penguatan pasar terjadi di tengah pengumuman serangkaian tarif impor baru oleh Presiden Donald Trump yang ditujukan kepada delapan negara, termasuk mitra dagang utama AS. Kebijakan tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus 2025, dengan tarif tambahan berkisar antara 20 hingga 50 persen.

 

Dalam pernyataannya, Trump menyatakan bahwa tidak akan ada perpanjangan waktu bagi negara-negara yang belum mencapai kesepakatan dagang baru dengan AS, menandai berakhirnya masa tenggang tarif yang diberlakukan sejak April lalu.

Meski retorika dagang Trump semakin keras, pasar keuangan cenderung tetap tenang. Investor tampaknya lebih fokus pada prospek pertumbuhan sektor teknologi dan arah kebijakan moneter The Fed.

The Fed Masih Hati-Hati Bahas Penurunan Suku Bunga

Risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Juni yang dirilis pada hari yang sama menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil pejabat bank sentral yang mendukung pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat.

 

Namun mayoritas peserta rapat sepakat bahwa penurunan suku bunga tahun ini tetap memungkinkan, dengan catatan tekanan inflasi dari tarif kemungkinan bersifat sementara. Mereka juga mencermati potensi perlambatan ekonomi dan kondisi pasar tenaga kerja ke depan. (WA)

Lebih baru Lebih lama