WARTAALENGKA, Cianjur - Presiden Rusia Vladimir Putin
menyatakan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam pengembangan energi
nuklir untuk kepentingan damai. Hal tersebut disampaikan dalam pertemuannya
dengan Presiden Prabowo Subianto dalam forum internasional di Moskow, Jumat, 21
Juni 2025. Selain nuklir, Rusia juga menawarkan kerja sama di sektor energi
lainnya, termasuk penambahan pasokan minyak dan gas bumi ke Indonesia.
Pertemuan antara kedua kepala negara
ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangkaian kunjungan resmi Presiden
Prabowo ke Rusia, yang menandai penguatan hubungan bilateral kedua negara di
bidang energi dan teknologi tinggi. Dalam pernyataannya, Putin menyampaikan
kesiapan Rusia untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam membangun
infrastruktur teknologi nuklir yang aman, modern, dan sesuai dengan standar
internasional.
"Kami terbuka untuk mendukung
pengembangan energi nuklir Indonesia untuk keperluan damai, termasuk transfer
teknologi, pelatihan tenaga ahli, hingga pembangunan reaktor skala kecil dan
menengah," ujar Putin seperti dikutip media pemerintah Rusia.
Presiden Prabowo menyambut baik
tawaran tersebut dan menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen memanfaatkan energi
nuklir hanya untuk kepentingan sipil, seperti pembangkitan listrik, riset,
serta pengembangan teknologi industri dan kesehatan.
“Indonesia sedang menuju transisi
energi. Kerja sama dengan Rusia dalam teknologi nuklir yang damai dapat membuka
peluang baru dalam diversifikasi sumber energi nasional,” kata Prabowo dalam
pernyataannya.
Putin juga menawarkan tambahan pasokan
minyak mentah dan gas alam ke Indonesia untuk memperkuat ketahanan energi
nasional. Ia menekankan bahwa Rusia memiliki kapasitas produksi besar dan
stabilitas pasokan yang dapat diandalkan, terlebih di tengah ketidakpastian
geopolitik global saat ini.
Dalam forum yang sama, kedua negara
sepakat untuk segera menindaklanjuti pembicaraan kerja sama melalui jalur
kementerian terkait. Rusia melalui perusahaan energi Rosatom disebut telah
melakukan penjajakan awal dengan pihak Indonesia sejak beberapa tahun terakhir,
namun kesepakatan konkret baru mulai dirancang setelah perubahan kepemimpinan
nasional di Indonesia.
Sejumlah pihak menilai kerja sama ini
berpotensi mempercepat pemanfaatan energi baru dan terbarukan di Indonesia,
sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara berkembang yang mampu
mengelola teknologi tinggi secara mandiri.
Namun demikian, para pengamat energi
mengingatkan pentingnya pengawasan dan regulasi ketat dalam pelaksanaan proyek
nuklir, agar tidak menimbulkan risiko keselamatan maupun kekhawatiran publik.
Pemerintah pun menegaskan bahwa seluruh kerja sama akan mengacu pada prinsip
kehati-hatian dan mengedepankan transparansi.
Dari sisi ekonomi, kerja sama ini
dinilai akan berdampak positif terhadap investasi asing di sektor energi
strategis Indonesia. Dengan adanya keterlibatan Rusia, Indonesia diharapkan
dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mempercepat
realisasi target emisi nol bersih (net zero emission) pada tahun 2060.
Sebagai tindak lanjut, Indonesia
berencana mengirimkan delegasi teknis ke Moskow dalam waktu dekat untuk
mempelajari langsung skema reaktor modular kecil (small modular reactor/SMR)
yang dikembangkan Rusia dan telah diterapkan di beberapa negara seperti Mesir
dan Bangladesh.
Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM) menyebut bahwa Indonesia telah lama memasukkan energi nuklir
sebagai opsi cadangan dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), namun
realisasinya masih tertunda akibat keterbatasan teknologi dan tantangan regulasi.
Kerja sama dengan Rusia diharapkan
dapat mempercepat proses tersebut sekaligus menciptakan ekosistem teknologi
nuklir yang lebih komprehensif dan berkelanjutan di dalam negeri.
Di tengah meningkatnya kebutuhan
listrik nasional, terutama di kawasan industri baru seperti Ibu Kota Nusantara
(IKN), opsi energi nuklir dinilai semakin relevan. Penggunaan reaktor nuklir
skala kecil juga dinilai cocok untuk kebutuhan wilayah terpencil dan kepulauan
yang sulit dijangkau jaringan listrik konvensional.
Presiden Prabowo menyampaikan harapan bahwa kunjungan ini dapat menjadi titik awal kerja sama yang lebih luas, tidak hanya di bidang energi, tetapi juga di sektor pertahanan, pendidikan, dan pengembangan teknologi lainnya. Dengan demikian, hubungan Indonesia-Rusia diharapkan akan memasuki babak baru yang lebih strategis dan saling menguntungkan. (WA/Ow)