BONGKAR IJAZAH JOKOWI, POLITIKUS SENIOR PDIP BEATHOR SURYADI KENA PEMBERHENTIAN

 Sumber Foto: youtube abraham samad speak up

WARTAALENGKA, Jakarta - Bambang Beathor Suryadi, politisi senior PDI Perjuangan yang belakangan mencuat karena tudingannya soal ijazah Presiden Joko Widodo, resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Tenaga Ahli Pimpinan di Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin). Pemecatan itu berlaku efektif mulai 1 Juli 2025.

Nama Beathor mendadak kembali menghiasi sorotan publik setelah dalam sebuah wawancara ia menyebut ijazah Jokowi "dicetak di Pasar Pramuka", pernyataan yang memicu kegaduhan nasional dan kontroversi politik berkepanjangan.

Surat pemberhentian Beathor tertuang dalam dokumen bernomor B.116/KS.02/SES/6/2025, yang ditandatangani langsung oleh Kepala Sekretariat BP Taskin, Eni Rukawiani. Dalam surat itu disebutkan bahwa kontrak Beathor yang berakhir pada 30 Juni 2025 tidak diperpanjang, dengan alasan pelanggaran kode etik dan kegagalan mencapai target kinerja berdasarkan evaluasi internal lembaga.

"Sehubungan masa kontrak kerja Saudara sebagai Tenaga Ahli Pimpinan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2025 serta berdasarkan hasil evaluasi atas adanya pelanggaran kode etik dan pencapaian kinerja yang tidak sesuai. Selanjutnya, terhitung mulai tanggal 1 Juli 2025 kontrak kerja Saudara tidak dilanjutkan," demikian isi surat tersebut sebagaimana dikutip dari Tribun Medan.

Saat dikonfirmasi, Beathor membenarkan pemecatan tersebut.

"(Diberhentikan) Ya," ujar Beathor kepada Tribunnews.com, Selasa (8/7/2025).

Tak menampik bahwa pernyataannya terkait dugaan ijazah palsu Presiden Jokowi bisa jadi pemicu, Beathor mengisyaratkan pemecatan itu sebagai buntut dari sikap politiknya yang kontroversial.

Jejak Panjang Beathor Suryadi: Aktivis, Pendiri Repdem, hingga Staf Khusus Presiden

Beathor bukan nama baru dalam panggung politik nasional. Ia dikenal sebagai aktivis keras kepala sejak era Orde Baru. Pada akhir 1980-an, ia aktif dalam gerakan Pijar yang menentang kekuasaan Soeharto. Pada 1989, Beathor dijatuhi vonis delapan tahun penjara usai tertangkap membagikan selebaran anti-pemerintah di gerbang Universitas Indonesia.

Ia juga tercatat sebagai salah satu pendiri Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) dan sejumlah kelompok perlawanan sipil lainnya. Pasca-reformasi, Beathor ikut mendirikan Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem) bersama Budiman Sudjatmiko dan Adian Napitupulu—organisasi sayap PDIP yang mengonsolidasikan barisan aktivis ke dalam politik formal.

Pada 2014, Beathor sempat masuk ke DPR menggantikan mendiang Taufik Kiemas. Kemudian, pada era awal pemerintahan Jokowi, ia dipercaya menjabat Direktur Eksternal di Kantor Staf Presiden (KSP) di bawah koordinasi Luhut Pandjaitan.

Tudingan Panas: Ijazah Jokowi dan Pasar Pramuka

Dalam wawancara televisi yang menjadi viral, Beathor menyebut bahwa ijazah milik Presiden Jokowi tidak berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), melainkan dicetak oleh seseorang bernama Widodo di Pasar Pramuka, berdasarkan informasi dari Dani Iskandar.

"Tim Solo yang inti tuh ada tiga orang, ada David, ada Anggit, ada Widodo. Tapi yang berperan besar itu adalah namanya Widodo," kata Beathor dalam tayangan iNews TV, Kamis (19/6/2025).

"Cuma Widodo aja (yang kabarnya mencetak ijazah ke pasar pramuka), itu atas penjelasan Dani Iskandar (tahun 2012)," lanjutnya.

Ia juga mengklaim memiliki dua alasan utama untuk meyakini tudingan itu, salah satunya mengacu pada pernyataan Bambang Tri dan ucapan mantan Rektor UGM, Sofyan Effendi.

Tim Kampanye Jokowi 2012 Membantah Keras

Pernyataan Beathor langsung dibantah oleh Wakil Ketua Umum Jokowi Mania, Andi Azwan, yang mengaku ikut terlibat dalam tim kampanye Jokowi–Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2012.

"Saya terlibat langsung tahun 2012 sebagai tim kampanye pak Jokowi dan Pak Ahok... Saya adalah wakil ketua umum Petir Gerindra yang dalam penugasan di sosialisasi kampanye," kata Andi Azwan di kanal YouTube Official iNews, Sabtu (21/6/2025).

Andi menegaskan mengenal nama-nama yang disebut Beathor dan menyebut tudingan itu tidak berdasar.

"Saya mengenal semua apa yang dikatakan bang Beathor itu, mas Anggit, Mas David, mas Widodo, Dani Iskandar, itu adalah teman-teman saya juga," ujarnya.

"Kalau saya bilang, ini mau pansos aja, memanfaatkan situasi ini untuk bisa tampil karena apa yang diceritakan itu omong kosong," tambahnya.

Proses Hukum Berjalan, Polisi Periksa Tiga Tokoh

Kasus dugaan pemalsuan ijazah Jokowi kini telah memasuki jalur hukum. Polda Metro Jaya telah memeriksa sejumlah tokoh publik terkait, termasuk mantan Menpora Roy Suryo, Rismon Sianipar, dan aktivis dokter Tifa.

 Penyelidikan terus berjalan, sementara kontroversi seputar tudingan Beathor masih menjadi perbincangan hangat di ruang publik dan politik nasional. (WA)

Lebih baru Lebih lama