WARTAALENGKA, Cianjur - Tanaman hias bukan sekadar penghias
ruangan. Di balik keindahannya, tanaman hias menyimpan berbagai manfaat yang
berdampak langsung pada kesehatan mental seseorang. Beragam penelitian telah
membuktikan bahwa kehadiran tanaman dalam ruang hidup dapat memberikan
ketenangan, mengurangi stres, serta meningkatkan produktivitas dan suasana
hati.
Salah satu penelitian yang penting
dilakukan oleh Lee et al. (2015) dan dipublikasikan dalam Journal of
Physiological Anthropology menunjukkan bahwa kegiatan merawat tanaman
menurunkan kadar kortisol, yaitu hormon pemicu stres. Dalam uji coba yang
melibatkan dua kelompok, mereka yang melakukan aktivitas berkebun ringan
cenderung mengalami penurunan tekanan darah serta merasakan efek relaksasi
lebih besar dibandingkan peserta yang melakukan tugas berbasis komputer.
Tanaman juga mampu meningkatkan fokus
dan konsentrasi. Studi dari University of Exeter (2014) menemukan bahwa
keberadaan tanaman dalam ruang kerja dapat mendorong peningkatan produktivitas
hingga 15 persen. Penjelasannya adalah bahwa kehadiran unsur alami seperti
tanaman mampu memulihkan fungsi atensi otak dan mengurangi kelelahan mental
akibat aktivitas berulang.
Efek positif tanaman hias juga
terlihat dalam pendekatan terapi hortikultura. Interaksi dengan tanaman
diyakini mampu meningkatkan perasaan bahagia, mengurangi depresi ringan, serta
menumbuhkan rasa tanggung jawab dan empati. Bahkan dalam beberapa rumah sakit
jiwa, terapi hortikultura telah dijadikan bagian dari pendekatan pemulihan
emosional.
Bagi mereka yang tinggal sendiri atau
memiliki mobilitas sosial yang terbatas, kehadiran tanaman memberi rasa
keterhubungan. Menyiram tanaman, mengganti pot, atau sekadar mengamati
pertumbuhannya dapat menciptakan interaksi sosial semu yang memberikan efek
psikologis positif.
Tak hanya berdampak pada psikologi,
tanaman juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas lingkungan fisik.
Studi NASA Clean Air Study (1989) membuktikan bahwa beberapa jenis tanaman
seperti sansevieria, spider plant, dan peace lily mampu menyaring zat beracun
di udara seperti formaldehida, benzena, dan trikloroetilen. Udara yang lebih
bersih tentunya membantu tidur menjadi lebih nyenyak dan menstabilkan suasana
hati.
Kehadiran warna hijau dan bentuk alami
tanaman dipercaya menenangkan sistem saraf. Warna hijau secara biologis
diasosiasikan dengan keselamatan dan pemulihan. Dalam teori psikologi
lingkungan, unsur hijau alami merangsang korteks prefrontal, bagian otak yang
berhubungan dengan pengendalian emosi dan pengambilan keputusan.
Tanaman juga mampu menciptakan
lingkungan kerja atau belajar yang lebih nyaman dan humanistik. Dalam era kerja
jarak jauh dan tekanan digital yang meningkat, tanaman menjadi elemen sederhana
namun berpengaruh dalam menciptakan suasana kerja yang sehat secara mental.
Beberapa jenis tanaman yang telah
terbukti memiliki efek positif antara lain lavender, yang aromanya membantu
meredakan kecemasan, dan lidah mertua yang sangat efektif dalam menyerap polusi
udara di dalam ruangan.
Tak mengherankan jika sejumlah
perusahaan dan institusi pendidikan mulai mengadopsi kebijakan penghijauan
ruangan kerja dan belajar dengan tanaman hias. Inisiatif semacam ini tidak
hanya sekadar tren estetika, melainkan investasi jangka panjang dalam kesehatan
mental para penghuni ruang tersebut.
Tanaman hias juga relatif mudah
dipelihara, sehingga siapa pun dapat memulainya tanpa perlu pengalaman khusus.
Tanaman seperti sirih gading, kaktus, atau monstera cocok untuk pemula dan
telah banyak dipilih karena tahan banting dan mudah beradaptasi dengan kondisi
indoor.
Bagi anak-anak, berinteraksi dengan
tanaman bisa menumbuhkan rasa cinta terhadap alam dan membantu mengembangkan
keterampilan sosial seperti tanggung jawab dan kesabaran. Di sisi lain, bagi
lansia, merawat tanaman memberikan rasa tujuan dan aktivitas fisik ringan yang
bermanfaat bagi tubuh.
Keberadaan tanaman juga mendorong
praktik mindful living, atau hidup secara sadar dan penuh perhatian. Melihat
daun yang tumbuh, memperhatikan bunga yang mekar, atau mencium aroma tanaman
bisa menjadi momen refleksi yang membantu menenangkan pikiran.
Dalam konteks urbanisasi yang tinggi
dan lingkungan perkotaan yang semakin sempit, menghadirkan sedikit ruang hijau
di rumah menjadi kebutuhan mental yang tak bisa diabaikan. Tanaman adalah
jembatan kecil antara manusia dan alam yang memiliki pengaruh signifikan
terhadap kesejahteraan psikologis.
Manfaat ini bukanlah sekadar mitos
atau anekdot semata. Sejumlah jurnal ilmiah dan lembaga penelitian di berbagai
negara terus mendukung klaim bahwa tanaman dapat menjadi bagian penting dalam
strategi kesehatan mental.
Penting untuk dicatat bahwa tidak
semua orang merespons tanaman dengan cara yang sama. Namun, mayoritas studi
menunjukkan tren positif yang konsisten antara interaksi manusia dengan tanaman
dan perbaikan kondisi psikologis.
Dengan segala manfaatnya, tanaman hias
layak menjadi bagian dari gaya hidup sehat, baik di rumah, sekolah, tempat
kerja, maupun ruang publik. Investasi kecil dalam pot tanaman ternyata dapat
memberikan hasil besar bagi kesehatan mental.
Tanaman adalah simbol kesabaran, pertumbuhan, dan harapan. Nilai-nilai ini penting di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan. Kehadirannya bukan hanya menyegarkan pandangan, tetapi juga menyembuhkan jiwa. (WA/Ow)