Reuni 212 Kembali Gelar Aksi Di Monas, Pramono Hadir Polisi Siapkan Pengamanan

Sumber Foto: Antara foto/Aruna

WARTAALENGKA, Jakarta - Ribuan orang diperkirakan akan memadati kawasan Monumen Nasional pada Selasa malam, 2 Desember 2025, dalam gelaran Reuni 212 yang kembali digelar terbuka di ruang publik ibu kota. Acara dijadwalkan dimulai sejak pukul 18.00 WIB dan diproyeksikan menjadi salah satu konsentrasi massa terbesar menjelang akhir tahun, dengan agenda keagamaan yang dibalut tema politik dan solidaritas kemanusiaan untuk Palestina.

Gubernur Jakarta Pramono Anung memastikan akan hadir langsung dalam kegiatan tersebut. Ia menegaskan kehadirannya sebagai bentuk tanggung jawab sebagai kepala daerah bagi seluruh warga, tanpa memandang latar belakang politik maupun pilihan sikap mereka.

"Saya ini Gubernurnya semuanya. Semua undangan yang bermanfaat bagi publik, siapapun yang mengundang, saya hadir. Jadi, saya rencana hadir undangan 212," kata Pramono di Balai Kota Jakarta, Senin 1 Desember 2025.

Kehadiran Pramono tidak muncul tiba tiba. Sebelumnya, pada Rabu 19 November 2025, ia menerima rombongan panitia Reuni 212 di Balai Kota. Pertemuan berlangsung di ruang tamu resmi, dihadiri jajaran Pemerintah Provinsi Jakarta dan sembilan perwakilan panitia yang diketuai pimpinan DPP Front Persaudaraan Islam. Dalam pertemuan itu, panitia memaparkan konsep acara yang disebut akan menonjolkan semangat persaudaraan, penguatan kerukunan, sekaligus dukungan politik moral untuk rakyat Palestina.

Dari pertemuan tersebut, Pramono menyatakan Pemerintah Provinsi Jakarta akan memberikan dukungan penuh sebatas kewenangan yang dimiliki, terutama terkait kelancaran teknis, keamanan, dan ketertiban di lapangan. Ia juga mengarahkan jajaran birokrat dan perangkat daerah agar berkoordinasi dengan panitia dan aparat keamanan, sehingga kegiatan berjalan tertib dan tidak mengganggu hak pengguna ruang publik lainnya.

Panitia menyebut komunikasi dengan pemerintah daerah berjalan baik dan terbuka. Humas Reuni 212 Novel Bamukmin menyampaikan bahwa izinnya sudah dikantongi, termasuk dukungan dari Pemprov Jakarta.

"Sudah dapat izin dan kami langsung audensi dengan Pak Pramono Anung di Balai Kota langsung, juga sekaligus kami mengundang beliau untuk hadir dan beliau siap hadir di Reuni 212," kata Novel.

Tahun ini, Reuni 212 mengusung tema yang cukup keras, yakni "Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat dan Merdekakan Palestina dari Penjajah". Narasi tersebut menunjukkan bahwa acara tidak hanya akan diisi dengan rangkaian doa dan ceramah keagamaan, tetapi juga menyentuh isu isu politik dan geopolitik yang sensitif. Di titik inilah, ruang kebebasan berekspresi dan kewajiban menjaga ketertiban umum kembali bertemu dalam satu panggung yang sama.

Di sisi lain, aparat kepolisian menyiapkan pengamanan berlapis. Polda Metro Jaya memastikan akan hadir sebagai institusi yang memberikan pelayanan keamanan, bukan sekadar penjaga jarak antara massa dan negara.

"Kami juga akan memberikan pelayanan dalam hal pengamanan pelaksanaan sehingga pelaksanaan reuni akbar 212 ini bisa berjalan dengan aman dan tertib," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Budi Hermanto, Senin.

Budi menjelaskan, pengamanan yang disiapkan tidak hanya fokus pada titik kumpul massa di Silang Monas, tetapi juga pada pengaturan arus lalu lintas dan aktivitas warga lain yang tetap menggunakan fasilitas kota pada jam yang sama. Polisi meminta semua pihak saling menghormati, baik peserta aksi maupun pengguna jalan dan warga yang beraktivitas di sekitar kawasan Monas.

"Saling menghormati pengguna kendaraan jalur lalu lintas lainnya termasuk area area yang digunakan oleh masyarakat lainnya," ujar Budi.

Jumlah personel yang akan diterjunkan memang belum diumumkan secara rinci, tetapi pola pengamanan besar diperkirakan akan mirip dengan pengamanan aksi massa berskala nasional lain di kawasan yang sama. Koordinasi antara Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Pusat, dan unsur pengamanan lain menjadi kunci untuk memastikan acara berjalan tanpa kericuhan dan tetap dalam koridor hukum yang berlaku.

Reuni 212 tahun ini pada akhirnya menjadi ujian bagi banyak pihak sekaligus. Bagi Pemprov Jakarta, acara ini mengukur sejauh mana komitmen pemerintah daerah menghormati kebebasan berkumpul dan menyampaikan pendapat di muka umum, sembari memastikan kota tetap tertib dan layak huni bagi semua. Bagi aparat keamanan, momen ini menguji kemampuan menjaga keseimbangan antara pengamanan dan penghormatan hak sipil.

Bagi panitia dan peserta, reuni ini menjadi kesempatan menunjukkan bahwa gerakan massa dengan tema besar seperti “revolusi akhlak” bisa disampaikan melalui cara yang damai, tertib, serta tidak mengorbankan kenyamanan warga lain. Sementara bagi publik luas, Reuni 212 kembali menjadi cermin dinamika demokrasi Indonesia yang masih terus mencari titik seimbang antara ekspresi politik, identitas keagamaan, dan kepentingan ruang publik bersama. (WA)

Lebih baru Lebih lama