Renungan Suci di Kalibata, Prabowo Tegaskan Amanat Kedaulatan pada Hari Pahlawan

Sumber Foto: diunduh dari portal.medan.go.id
 

WARTAALENGKA, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto memimpin Upacara Ziarah Nasional dan renungan suci memperingati Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta, Minggu tengah malam 9 November 2025. Presiden tiba sekitar pukul 23.44 WIB bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, lalu mengambil alih komando upacara di pelataran monumen utama.

Prosesi dimulai dengan peletakan karangan bunga bertuliskan “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak Melanjutkan Perjuangan”. Setelahnya, Kepala Negara memberi hormat dan memimpin hening cipta. Dalam suasana khidmat, Prabowo menyampaikan pesan untuk meneguhkan ingatan kolektif atas pengorbanan para pejuang. “Marilah kita mengenang arwah dan jasa para pahlawan yang telah gugur membela kemerdekaan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa Indonesia, khususnya mereka-mereka yang gugur dalam perlawanan terhadap kekuatan asing yang mendukung penjajahan kembali bangsa Indonesia oleh bangsa asing," kata Prabowo.

"Pada tahun 1945, 10 November, para pahlawan telah berani melawan kekuatan asing yang begitu besar terutama kekuatan Inggris pemenang Perang Dunia kedua. Dengan perlawanan pengorbanan yang begitu besar mereka telah mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa Indonesia janganlah kita sekali-sekali melupakan jasa mereka, kepahlawanan mereka, mengheningkan cipta mulai,” ujarnya lagi.

Upacara ditutup dengan penghormatan terakhir kepada arwah para pahlawan yang dipimpin Komandan Upacara. Sejumlah pejabat hadir mendampingi antara lain Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Panglima TNI Agus Subiyanto, serta para menteri Kabinet Merah Putih seperti Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, Menteri Sosial Saifullah Yusuf, Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Agus Andrianto, dan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Perwakilan negara sahabat turut hadir sebagai bentuk penghormatan.

Makna utama peringatan malam itu tidak berhenti pada ritual seremonial. Lewat penekanan pada peristiwa 10 November 1945, pesan presiden menggarisbawahi dua hal. Pertama, kedaulatan yang kini dinikmati lahir dari keberanian menghadapi kekuatan yang jauh lebih besar. Kedua, ingatan atas pengorbanan itu sepatutnya diterjemahkan ke kebijakan dan tindakan yang menjaga martabat negara pada masa kini. Renungan suci menjadi pengingat bahwa tanggung jawab generasi sekarang adalah memastikan nilai pengorbanan tetap hidup dalam praktik bernegara yang bersih dan kuat. (WA)

Lebih baru Lebih lama