Udah Kasih Apa Aja Buat Negara? Ternyata Banyak, Tanpa Kamu Sadar!

Sumber Foto: Antara

WARTAALENGKA, Cianjur – Setiap kali ada yang ngomong, “Kamu udah ngasih apa buat negara?”, kita sering refleks nyengir.
Soalnya, nggak semua orang bisa bantu lewat jabatan, proyek sosial, atau politik. Tapi nyatanya, setiap orang Indonesia yang belanja, kerja, atau bahkan rebahan sambil streaming film, udah ikut nyumbang buat negara — lewat pajak.

Pajak itu kayak oksigen buat APBN: nggak kelihatan tapi bikin semuanya hidup.
Nah, biar nggak salah kaprah, yuk lihat satu per satu bentuk kontribusi kamu yang ternyata nggak kecil sama sekali.

PPh 21 – “Setiap Gajian, Negara Ikut Gajian”

Kalau kamu kerja dan tiap bulan dapat slip gaji, coba perhatikan bagian bawahnya. Ada potongan bertuliskan PPh 21. Itu bukan denda, tapi pajak penghasilan — bukti kamu ikut berperan langsung dalam roda ekonomi negara.

Mekanismenya simpel: sebelum gaji masuk ke rekening, perusahaan udah motong pajakmu buat disetor ke negara. Besarannya tergantung penghasilan.
Artinya, semakin besar gaji, semakin besar pula kontribusi kamu buat pembangunan nasional.

PPh 21 ini yang bantu membiayai banyak hal: dari gaji guru negeri, subsidi pendidikan, sampai biaya kesehatan publik.
Jadi, kalau kamu sempat kesel lihat potongan pajak di slip gaji, ingat: potongan itu lagi nyekolahin anak bangsa di tempat lain.

PPN 11% – “Ngopi, Jajan, Makan di Luar = Bayar Pajak”

Siapa bilang nongkrong nggak produktif? Setiap kali kamu bayar kopi Rp30 ribu di kafe hits, sekitar Rp3.300-nya langsung jadi Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
Dari makanan, baju, hingga tiket konser — semua udah termasuk PPN 11%.

Dan menariknya, pajak ini berlaku buat semua lapisan masyarakat.
Mau kamu beli kaus Rp100 ribu di distro lokal atau iPhone di mal besar, dua-duanya tetap nyumbang ke negara.

Pajak ini kelihatan kecil, tapi efeknya luar biasa. PPN adalah salah satu sumber pendapatan terbesar negara, bahkan lebih stabil dari pajak korporasi.
Jadi, tiap kali kamu belanja, sadar nggak sadar kamu udah ikut bantu negara “ngopi” juga.

Pajak Kendaraan – “STNK Bukan Sekadar Kartu”

STNK itu bukan cuma surat legalitas kendaraan, tapi juga simbol partisipasi kamu dalam membangun jalanan negeri.
Setiap kali kamu bayar pajak kendaraan tahunan, uang itu nggak ngilang begitu aja. Sebagian dialokasikan untuk pemeliharaan infrastruktur, perbaikan jalan, dan peningkatan keselamatan transportasi.

Kalau jalan raya di kota kamu mulai mulus lagi, atau lampu lalu lintas tambah banyak, bisa jadi itu hasil dari pajak kendaraan kamu.
Memang, kadang masih ada jalan bolong yang bikin emosi — tapi tanpa pajak kendaraan, bisa-bisa yang bolong bukan cuma jalan, tapi juga kas daerah.

PBB – “Tinggal di Rumah? Ada Pajaknya Juga”

Punya rumah, ruko, atau tanah? Berarti kamu kenal dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Setahun sekali, pemerintah daerah akan menagihnya — bukan buat nyusahin, tapi buat membiayai fasilitas publik di sekitar tempat tinggalmu.

Dari dana PBB inilah muncul pembangunan jalan lingkungan, perbaikan saluran air, hingga taman-taman kota yang jadi tempat warga refreshing gratis.
Jadi, ketika kamu bayar PBB, kamu sebenarnya ikut nyumbang kenyamanan hidup bersama.

Bayar PBB bukan cuma urusan kepemilikan properti, tapi juga soal rasa tanggung jawab sosial terhadap lingkungan sekitar.

Pajak BBM – “Isi Bensin = Isi Kas Negara”

Setiap liter bensin yang kamu beli mengandung Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB). Jadi, saat kamu isi full tank, kamu bukan cuma ngisi tangki kendaraan, tapi juga kas negara.

Dana pajak BBM digunakan untuk subsidi transportasi publik, energi terbarukan, dan pembangunan infrastruktur energi. Tanpa pajak ini, biaya distribusi BBM di daerah-daerah terpencil bisa jauh lebih mahal.

Singkatnya, tiap kali kamu isi bensin buat jalan-jalan, kamu juga bantu mobil ambulans di daerah lain bisa tetap beroperasi.

Pajak Hiburan – “Nonton, Nonton Juga Pajak!”

Nonton film, konser, atau main ke taman hiburan itu bentuk hiburan. Tapi di balik tiket itu, ada kontribusi nyata lewat pajak hiburan.
Besarnya bervariasi antara 10% sampai 15% dari harga tiket.

Kalau kamu beli tiket konser Rp500 ribu, sekitar Rp50–75 ribu-nya langsung disetor ke kas daerah. Dari sinilah banyak pemerintah kota bisa membiayai event budaya, kegiatan seni, atau perawatan fasilitas umum.

Jadi, waktu kamu lagi fanchant di konser atau ngakak di bioskop, kamu juga lagi bantu pembangunan lewat tawa.

Pajak Digital – “Langganan Netflix? Udah Kena Pajak, Bro!”

Era digital bikin pajak juga ikut berevolusi. Sejak 2020, Indonesia memberlakukan PPN atas layanan digital asing seperti Netflix, Spotify, Google, Disney+, dan lainnya.

Artinya, setiap kali kamu bayar tagihan langganan Rp65 ribu, ada Rp7 ribuan yang masuk ke kas negara. Sekilas kecil, tapi kalau dikalikan jutaan pengguna, hasilnya bisa tembus triliunan rupiah per tahun.

Langganan Netflix sekarang bukan cuma hiburan pribadi, tapi juga bentuk kontribusi digital buat APBN.

Pajak Rokok – “Satu Hisapan, Banyak Pajakan”

Pajaknya gede, dampaknya besar. Setiap bungkus rokok dikenai cukai tembakau, yang jadi salah satu sumber utama penerimaan negara.

Tapi jangan salah kaprah — pajak ini sekaligus berfungsi mengendalikan konsumsi.

Dana dari cukai rokok juga dipakai untuk program kesehatan, penanggulangan penyakit akibat merokok, dan subsidi BPJS.
Jadi, bahkan dari kebiasaan yang dianggap negatif, negara tetap dapat manfaat fiskal.

Tapi tetap ya, kalau mau bantu negara, mending lewat kerja produktif atau beli tiket bioskop aja, bukan lewat paru-paru.

Bea Materai – “Cap Rp10.000 yang Sering Kamu Abaikan”

Bea materai sering dianggap recehan. Tapi cap kecil itu punya makna besar.
Dokumen penting seperti kontrak kerja, surat perjanjian, atau dokumen keuangan wajib ditempeli materai Rp10.000.

Tujuannya bukan sekadar formil, tapi juga untuk menjamin keabsahan hukum dan mendukung penerimaan negara.

Kecil-kecil cabe rawit — satu lembar materai bisa jadi bukti sah transaksi miliaran rupiah.

Jadi, tiap kali kamu nempelin materai di kertas putih, itu artinya kamu ikut menjaga sistem hukum dan administrasi publik tetap hidup.

 “Jadi, Udah Kasih Apa Aja Buat Negara?”

Sekarang kamu tahu, kontribusi ke negara nggak harus lewat aksi besar.
Mulai dari belanja, isi bensin, sampai langganan aplikasi streaming — semuanya udah termasuk bentuk cinta tanah air.

Negara ini berjalan bukan cuma karena pejabat dan birokrat, tapi juga karena jutaan warga biasa yang taat bayar pajak.

Karena pada akhirnya, cinta Indonesia bukan cuma diucapkan… tapi dibayar — lewat pajak yang kita setor tepat waktu.  (WA/Ow)

Lebih baru Lebih lama