![]() |
WARTAALENGKA,
Cianjur – Ketumbar (Coriandrum sativum) merupakan salah satu rempah
tertua yang digunakan manusia, baik sebagai penyedap makanan maupun obat
tradisional. Di balik bijinya yang kecil dan aromanya khas, ketumbar menyimpan
berbagai senyawa aktif yang memberikan manfaat luar biasa bagi kesehatan.
Kajian ilmiah modern mulai banyak mengonfirmasi kebenaran khasiat ketumbar yang
sejak dahulu dipercaya masyarakat Nusantara. Secara
kimiawi, biji ketumbar mengandung senyawa bioaktif seperti linalool,
borneol, geraniol, camphor, dan limonene. Senyawa-senyawa ini berperan
penting sebagai antioksidan dan antimikroba alami, membantu tubuh
melawan radikal bebas dan mencegah pertumbuhan bakteri berbahaya di sistem
pencernaan. Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Food
Science and Technology (2021), ekstrak ketumbar terbukti efektif menghambat
pertumbuhan Escherichia coli dan Salmonella typhi, dua bakteri
penyebab gangguan pencernaan. Selain
itu, ketumbar juga memiliki efek hipolipidemik, yaitu membantu
menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Sebuah studi di Journal of Environmental Biology (2020) menunjukkan
bahwa konsumsi ketumbar secara rutin mampu menurunkan kadar trigliserida dan
kolesterol total pada hewan uji. Hal ini berkaitan dengan kemampuan flavonoid
dan asam lemak tak jenuh dalam biji ketumbar yang meningkatkan metabolisme lemak
di hati. Dari
sisi sistem pencernaan, ketumbar dikenal sebagai karminatif alami yang
membantu mengurangi perut kembung, gangguan lambung, dan rasa mual. Efek ini
timbul karena kandungan minyak atsiri dalam ketumbar mampu menenangkan otot
polos pada saluran pencernaan. Oleh sebab itu, masyarakat sering menambahkan
ketumbar dalam masakan berlemak seperti gulai, opor, atau soto agar terasa
lebih ringan di perut. Ketumbar
juga memberikan manfaat bagi kesehatan metabolik dan kadar gula darah.
Studi yang diterbitkan dalam Phytotherapy Research (2022) menyebutkan
bahwa konsumsi ekstrak biji ketumbar dapat menurunkan kadar glukosa darah pada
penderita diabetes tipe 2. Mekanismenya diduga melalui peningkatan sekresi
insulin dan peningkatan sensitivitas sel terhadap insulin, menjadikannya rempah
yang berpotensi membantu pengendalian diabetes secara alami. Selain
itu, ketumbar memiliki efek antiinflamasi dan analgesik. Kandungan
linalool dan borneol bekerja dengan menekan produksi sitokin proinflamasi dalam
tubuh. Dengan demikian, ketumbar dapat membantu mengurangi nyeri ringan akibat
peradangan, misalnya pada sendi atau otot. Dalam dunia farmasi, beberapa
peneliti mulai meneliti potensi minyak esensial ketumbar sebagai bahan aktif
salep anti nyeri alami. Dari
aspek kesehatan mental, aroma ketumbar juga terbukti memiliki efek menenangkan
sistem saraf. Penelitian Iranian Journal of Medical Sciences (2020)
menunjukkan bahwa inhalasi minyak esensial ketumbar mampu menurunkan kecemasan
dan meningkatkan kualitas tidur pada kelompok uji. Efek ini serupa dengan
aromaterapi lavender karena keduanya mengandung linalool, senyawa yang bekerja
pada reseptor GABA di otak. Meski
banyak manfaatnya, konsumsi ketumbar tetap perlu dalam batas wajar. Penggunaan
berlebihan dapat menyebabkan iritasi lambung atau menurunkan tekanan darah
secara berlebihan bagi individu dengan hipotensi. Namun dalam takaran masakan
sehari-hari, ketumbar tergolong aman dan bermanfaat. Bahkan, kombinasi antara
ketumbar, kunyit, dan jahe dalam masakan khas Indonesia memberikan efek
sinergis yang baik bagi daya tahan tubuh. Dari
perspektif gizi, ketumbar mengandung mineral penting seperti kalsium,
magnesium, zat besi, dan mangan, yang berperan dalam menjaga kekuatan
tulang dan produksi enzim. Kandungan vitamin C dan K-nya juga membantu
memperkuat sistem imun serta menjaga elastisitas kulit. Secara
keseluruhan, ketumbar bukan sekadar penyedap rasa, melainkan rempah dengan nilai
farmakologis tinggi yang diakui oleh sains modern. Dengan menambahkan
ketumbar ke dalam masakan, seseorang tidak hanya memperkaya cita rasa, tetapi
juga mendukung kesehatan jantung, pencernaan, metabolisme, dan keseimbangan
tubuh secara keseluruhan. (WA/Ow) |