![]() |
Sumber Foto: Songgoriti Hot Spring |
WARTAALENGKA,
Cianjur – Air belerang, atau lebih tepatnya air panas yang
mengandung sulfur, telah digunakan selama berabad-abad dalam praktik pengobatan
tradisional di berbagai belahan dunia. Sumber air panas sulfur biasanya berasal
dari aktivitas geotermal yang membawa mineral dari lapisan bumi ke permukaan.
Kandungan utama air belerang meliputi sulfur, kalsium, magnesium, natrium,
serta berbagai mineral lain dalam konsentrasi rendah. Secara medis, mandi air
belerang sering disebut sebagai bentuk balneoterapi, yaitu terapi
perendaman tubuh dengan air mineral untuk tujuan kesehatan.
Sejumlah
riset modern mendukung manfaat mandi air belerang terhadap berbagai aspek
kesehatan. Salah satu manfaat paling menonjol adalah pada kesehatan kulit.
Sulfur dikenal memiliki sifat keratolitik, antimikroba, dan antiinflamasi.
Studi dalam Journal of Dermatological Treatment (2018) menunjukkan bahwa
mandi air belerang dapat membantu mengurangi gejala psoriasis, dermatitis
seboroik, dan jerawat. Efek ini terjadi karena sulfur mampu menghambat
pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes serta mengurangi produksi
sebum berlebih pada kulit.
Selain
itu, mandi air belerang juga bermanfaat untuk kesehatan persendian. Penelitian
oleh Matz et al. (2019) menemukan bahwa pasien osteoartritis yang
menjalani terapi mandi air sulfur selama tiga minggu mengalami penurunan nyeri
dan peningkatan mobilitas sendi yang signifikan dibanding kelompok kontrol.
Mekanisme yang terlibat meliputi efek antiinflamasi mineral serta peningkatan
sirkulasi darah di jaringan periartikular.
Efek
relaksasi dari mandi air belerang juga tidak dapat diabaikan. Kandungan panas
alami dari sumber air belerang mampu meningkatkan vasodilatasi pembuluh darah,
memperbaiki sirkulasi, serta mengurangi ketegangan otot. Hal ini menjadikan
terapi mandi belerang bermanfaat pada kondisi kelelahan kronis, nyeri
muskuloskeletal, hingga pemulihan pasca-olahraga intensif.
Dalam
konteks kesehatan pernapasan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa inhalasi
uap dari air belerang dapat membantu memperbaiki fungsi paru-paru pada pasien
dengan penyakit saluran napas kronis, seperti bronkitis dan asma. Sulfur
dioksida dalam konsentrasi rendah yang dilepaskan dari air belerang diduga
memiliki efek mukolitik yang membantu mengencerkan lendir, sehingga mempermudah
pengeluaran dahak. Namun, efek ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut
terkait dosis dan keamanan jangka panjang.
Air
belerang juga diketahui memiliki manfaat terhadap sistem imun. Studi oleh Costantino
et al. (2015) melaporkan bahwa terapi balneoterapi sulfur meningkatkan
aktivitas sel imun tertentu serta mengurangi mediator inflamasi pada pasien
dengan penyakit kulit kronis. Hal ini memperkuat dugaan bahwa mineral belerang
dapat berperan dalam meningkatkan ketahanan tubuh terhadap peradangan sistemik.
Selain
manfaat klinis, mandi air belerang juga memberikan efek psikologis positif.
Suhu hangat dan mineral alami dari air belerang menciptakan sensasi relaksasi
yang mendalam, sehingga membantu mengurangi stres, kecemasan, dan gangguan
tidur. Balneoterapi bahkan mulai digunakan sebagai salah satu terapi tambahan
pada pasien dengan gangguan psikosomatik.
Namun,
penggunaan mandi air belerang juga tidak lepas dari risiko. Beberapa individu
dengan kulit sensitif dapat mengalami iritasi atau reaksi alergi akibat paparan
sulfur. Selain itu, pasien dengan penyakit jantung atau tekanan darah rendah
harus berhati-hati karena efek vasodilatasi air panas dapat memicu hipotensi.
Oleh karena itu, terapi ini sebaiknya dilakukan dengan pengawasan medis
terutama pada individu dengan kondisi medis tertentu.
Kesimpulannya, mandi air belerang bukan sekadar tradisi, tetapi memiliki dasar ilmiah yang kuat sebagai salah satu bentuk terapi komplementer. Manfaatnya mencakup perbaikan kesehatan kulit, persendian, sistem muskuloskeletal, pernapasan, hingga efek psikologis. Walaupun begitu, penggunaannya tetap perlu disesuaikan dengan kondisi kesehatan individu agar manfaat optimal dapat diperoleh tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Dengan penelitian lebih lanjut, air belerang berpotensi menjadi bagian penting dari pengobatan integratif yang menggabungkan ilmu kedokteran modern dengan terapi alami. (WA/Ow)