![]() |
Sumber Foto: Istimewa |
WARTAALENGKA, Cianjur - KPU Kabupaten Cianjur kembali menanamkan literasi
demokrasi di tingkat sekolah. Senin (1/9), program pendidikan pemilih
berkelanjutan digelar di SMPN 1 Karangtengah Cianjur dengan sasaran seluruh
siswa kelas IX—sekitar 370 pelajar yang pada Pemilu/Pilkada mendatang sudah
memasuki usia memilih.
Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Cianjur, Abdulatif, memaparkan tujuan utama kegiatan: menyiapkan pemilih pemula yang paham hak dan kewajibannya serta terbiasa pada proses demokrasi yang jujur dan berintegritas.
“Dalam pemilu mendatang, sebanyak 370 siswa kelas IX SMPN
1 Karangtengah Cianjur akan menggunakan hak pilih untuk pertama kalinya. Karena
itu, membangun kesadaran berdemokrasi sejak dini sangat penting, agar mereka
bisa berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi,” ujar Latif kepada media.
Materi yang disampaikan merentang dari pengenalan pemilu dan pilkada, asas dan tahapan, pengecekan data pemilih, hingga etika bermedia sosial jelang kontestasi. KPU juga mendorong kebiasaan verifikasi informasi untuk menghindari hoaks politik yang kerap menyasar pemilih muda.
Abdulatif menekankan, kiprah generasi muda tidak berhenti di bilik suara.
“Di masa yang akan datang peran mereka tidak terbatas
untuk sekadar menjadi pemilih, bisa jadi mereka adalah bakal daripada para
peserta pemilu atau bahkan menjadi penyelenggara pemilu itu sendiri. KPU
Cianjur membuka ruang seluas-luasnya bagi publik yang ingin belajar maupun
berkontribusi, baik dengan datang langsung ke kantor kami atau melalui media
sosial,” imbuhnya.
![]() |
Sumber Foto: Istimewa |
Kegiatan ini terselenggara berkat kolaborasi KPU Cianjur
dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur. Pihak sekolah
memberi dukungan penuh agar konsep demokrasi mudah dipraktikkan dalam
keseharian siswa.
“Kami menyambut baik kegiatan yang diinisiasi KPU Cianjur
ini. Harapan kami, siswa mendapatkan tambahan wawasan tentang demokrasi dan
memahami sistem kepemiluan yang berlaku di Indonesia,” tutur Dewi Saripah, Kepala SMPN 1 Karangtengah Cianjur.
Sesi berlangsung interaktif: siswa aktif menjawab kuis, mengajukan pertanyaan teknis pencoblosan dan penghitungan suara, hingga berdiskusi tentang perbedaan pemilu dan pilkada. KPU turut mendorong pemilihan OSIS sebagai “laboratorium” demokrasi mini—lengkap dengan tahapan pencalonan, kampanye sehat, dan pemungutan suara transparan.
Sebagai program di luar masa tahapan, pendidikan pemilih berkelanjutan diposisikan KPU sebagai investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas partisipasi dan integritas pemilu di Cianjur—dimulai dari ruang kelas, menuju TPS. (WA)