Jangan Sepelekan Bau Badan, Kepala BNN Sebut Itu Salah Satu Tanda Pecandu Narkoba

Sumber Foto: Viva

WARTAALENGKA, Jakarta – Bahaya narkotika di Indonesia kian mengkhawatirkan. Data Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemen Imipas) mencatat ada 3,3 juta pengguna narkoba sepanjang 2024, dengan 60 persen di antaranya berusia produktif, yakni 15 hingga 35 tahun.

“60 persen di antaranya adalah usia produktif, 15–35 tahun,” ungkap Wakil Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Silmy Karim, saat konferensi pers di Kantor BNN RI, Jakarta Timur, Senin (15/9).

Di kesempatan yang sama, Kepala BNN RI Komjen Suyudi Ario Seto membeberkan tanda-tanda seseorang yang sudah terjerat narkoba. Menurutnya, pecandu bisa dikenali dari fisik, perilaku, hingga pola aktivitas sehari-hari.

“Matanya merah, rambutnya acak-acakan, badannya mungkin agak bau karena jarang mandi, sering mengurung diri di kamar, emosinya cepat tersulut, tidurnya terbalik-balik—malam aktif, pagi tidur,” jelas Suyudi.

Ia menegaskan, orang tua harus peka terhadap perubahan sikap anak-anaknya agar tidak kecolongan. “Ini kan ciri-ciri yang sebagai orang tua kita harus pahami. Jangan sampai karena terlalu sayang justru membiarkan atau memanjakan,” tambahnya.

Separuh Penghuni Lapas Tersangkut Narkoba

Kondisi memprihatinkan juga terlihat di lapas dan rutan. Hampir 50 persen penghuni lembaga pemasyarakatan di Indonesia merupakan pelaku tindak pidana narkotika.

Melihat fakta tersebut, Silmy Karim menegaskan komitmen Kemen Imipas untuk membersihkan lapas dan rutan dari peredaran barang haram itu.
“Revitalisasi tiga pilar pemasyarakatan: deteksi dini, pemberantasan narkoba, dan sinergi antar lembaga,” tegasnya.

Ancaman narkoba kini bukan hanya merusak generasi muda, tetapi juga merajalela hingga ke balik jeruji besi. BNN pun mengingatkan bahwa peran orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat penting agar Indonesia tidak kehilangan masa depan akibat narkoba. (WA/Ow)

Lebih baru Lebih lama