![]() |
Sumber Foto: Anies Baswedan |
WARTAALENGKA,
Cianjur – Anies Rasyid Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, pada
7 Mei 1969. Ia dibesarkan dalam keluarga akademisi—sang ayah, Rasyid Baswedan,
adalah dosen ekonomi, sementara ibunya, Aliyah Rasyid, merupakan guru besar
sekaligus dosen. Tak heran jika dunia pendidikan begitu lekat sejak ia kecil.
Anies tumbuh di Yogyakarta bersama kedua saudaranya, Abdillah Rasyid dan Ridwan
Rasyid Baswedan, dengan atmosfer rumah yang penuh diskusi ilmiah dan
nilai-nilai sosial.
Perjalanan
pendidikannya cukup panjang dan berwarna. Dari TK Masjid Syuhada hingga SMP
Negeri 5 Yogyakarta, Anies kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 2 Yogyakarta.
Masa SMA inilah yang membuka jalan internasionalnya, ketika ia terpilih
mengikuti program pertukaran pelajar AFS di Milwaukee, Amerika Serikat, pada
1987–1988. Sepulangnya ke Indonesia, ia menempuh kuliah di Fakultas Ekonomi
Universitas Gadjah Mada (UGM). Tak berhenti di situ, Anies mengembangkan
wawasan globalnya dengan meraih gelar master di University of Maryland, College
Park, lalu melanjutkan program doktoral di Northern Illinois University,
Amerika Serikat, dengan fokus pada kebijakan publik.
Semasa
kuliah di UGM, Anies aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, termasuk
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Senat Mahasiswa UGM. Aktivitasnya tidak
hanya memperluas jaringan, tetapi juga mengasah kepemimpinan yang kelak
membawanya ke dunia politik. Setelah meraih gelar doktor, kariernya diawali di
dunia akademis hingga pada 2007 ia dipercaya menjadi Rektor Universitas
Paramadina, menjadikannya salah satu rektor termuda di Indonesia kala itu.
Kiprahnya
semakin dikenal ketika ia mendirikan gerakan sosial “Indonesia Mengajar,”
sebuah inisiatif yang mengirimkan sarjana muda ke pelosok negeri untuk
mengajar. Gerakan ini mendapat sambutan luas dan mengukuhkan citra Anies
sebagai tokoh yang peduli pada pendidikan. Tahun 2014, ia masuk kabinet
Jokowi-JK sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Namun, jabatannya tak
berlangsung lama—hanya hingga 2016—karena perombakan kabinet.
Bintang
politik Anies makin bersinar setelah ia memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017
bersama Sandiaga Uno. Sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022, Anies
mengusung berbagai program, mulai dari penataan transportasi, pembangunan
fasilitas publik, hingga kebijakan tata ruang yang sering menuai perdebatan.
Meski tak lepas dari kritik, kepemimpinannya membuatnya semakin dikenal luas di
kancah politik nasional.
Selain
dikenal sebagai birokrat dan politisi, Anies juga aktif menulis. Ia menerbitkan
buku berjudul Memenangkan Indonesia yang merangkum gagasan dan
pemikirannya tentang arah bangsa. Pemikirannya tentang demokrasi, pendidikan,
dan pembangunan kerap menjadi sorotan publik maupun akademisi.
Hingga kini, Anies masih menjadi figur penting dalam percaturan politik Indonesia. Karier akademis dan politiknya membuatnya dikenal sebagai sosok intelektual sekaligus pemimpin dengan gaya komunikasi tenang dan sistematis. Bagi sebagian orang, ia adalah harapan akan lahirnya pemimpin berwawasan luas; bagi sebagian lain, ia adalah tokoh yang masih perlu membuktikan konsistensi dalam dunia politik yang penuh kompromi. (WA/Ow)