GERAKAN WAKAF IQRO’ MAHASISWA KKN STAI AL-AZHARY: DUKUNG SEMANGAT BELAJAR AL-QUR’AN DI DESA KUBANG

Sumber Foto: Istimewa

WARTAALENGKA, Cianjur – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Azhary Cianjur, Kelompok 1 yang bertugas di Desa Kubang Kecamatan Sukaresmi, Cianjur, menghadirkan gebrakan sosial lewat program Wakaf Iqro’.

Pada Minggu (5/8/2025) malam, mereka menyerahkan 50 buku Iqro’ kepada Majelis Ta’lim Nurul Ashofa, sebagai bentuk kontribusi nyata dalam mendukung pendidikan keagamaan di tingkat akar rumput.

Menyalakan Semangat Baru Belajar Al-Qur’an

Ketua KKN Kelompok 1, M. Rizki Maulana, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar kegiatan seremonial, tetapi wujud keseriusan mahasiswa menghidupkan kembali semangat belajar anak-anak desa.

 

“Melalui program wakaf Iqro’ ini, kami berharap dapat membawa angin segar dan semangat baru bagi para santri yang sedang belajar. Semoga buku ini dapat menjadi wasilah mereka untuk lebih tekun dalam membaca dan memahami Al-Qur’an,” ujarnya.

Penanggung Jawab Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Ajeng Purnama Dewi, menambahkan alasan pemilihan Iqro’ sebagai prioritas bantuan.

“Kami memilih buku Iqro’ karena merupakan fondasi dasar dalam belajar membaca huruf Hijaiyah sebelum masuk ke pembelajaran Al-Qur’an. Semoga buku ini memudahkan proses belajar mereka dan mempercepat kemampuan membaca Al-Qur’an dengan benar,” tuturnya.

Respon Hangat dari Majelis Ta’lim

Pimpinan Majelis Ta’lim Nurul Ashofa, Ustadz Atep, menyambut dengan penuh syukur. “Kami sangat berterima kasih kepada mahasiswa STAI Al-Azhary yang telah memberikan 50 buku Iqro’ ini. Insya Allah ini menjadi amal jariyah bagi para wakif (orang yang mewakafkan, red) dan juga para mahasiswa yang telah menyalurkannya. Semoga buku ini memberikan manfaat besar bagi para santri kami,” ungkapnya.

 

KKN yang Tidak Sekadar Formalitas

Kegiatan wakaf Iqro’ ini hanya salah satu dari sederet agenda mahasiswa KKN STAI Al-Azhary. Mereka juga menyiapkan program tambahan seperti bimbingan belajar agama, pelatihan kepemudaan, hingga kampanye kebersihan lingkungan.

 

Langkah tersebut menunjukkan bahwa program KKN bukan hanya formalitas kampus, melainkan hadir sebagai solusi nyata untuk kebutuhan masyarakat.

 

“Ini bukan hanya tentang buku Iqro’, tetapi tentang membangun budaya belajar, menanamkan kecintaan pada Al-Qur’an, dan membuka ruang sinergi antara perguruan tinggi dan masyarakat desa,” kata Rizki.

Program ini diharapkan menjadi langkah berkelanjutan yang mampu menghidupkan nilai pendidikan agama di Desa Kubang sekaligus mempererat hubungan antara mahasiswa, kampus, dan masyarakat desa dalam membangun generasi yang berakhlak dan berilmu. (WA)

Lebih baru Lebih lama