![]() |
Sumber Foto: disadur dari kolase tribunnewsmaker.com |
WARTAALENGKA, Garut - Untuk pertama kalinya sejak tragedi yang merenggut tiga
nyawa dalam acara pernikahan mereka, Maula Akbar—putra sulung mantan Bupati
Purwakarta Dedi Mulyadi—dan Putri Karlina—Wakil Bupati Garut—tampil ke hadapan
publik. Keduanya menyampaikan permohonan maaf secara terbuka dan menjelaskan
kronologi kejadian yang menimbulkan korban jiwa.
"Pertama, kami ingin menyampaikan permohonan maaf
serta belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada masyarakat, terutama kepada
keluarga korban atas peristiwa yang sama sekali tidak kami inginkan," ujar Maula saat konferensi pers.
Sementara itu, Putri Karlina menyebut insiden ini sebagai ironi yang
menyayat hati, karena terjadi hanya dua hari setelah momen yang seharusnya
menjadi hari paling bahagia dalam hidupnya.
"Sebagai pribadi, saya turut berduka
sedalam-dalamnya. Ini adalah tragedi yang meninggalkan luka mendalam," ucapnya.
Kronologi Singkat Insiden
Peristiwa nahas itu terjadi pada Jumat, 18 Juli 2025, di kawasan Alun-alun
Garut, Jalan Kabupaten, saat rangkaian perayaan pernikahan Maula dan Putri
berlangsung. Ribuan warga memadati lokasi sejak siang hari, hingga akhirnya
kerumunan tak terkendali menyebabkan insiden desak-desakan yang berujung pada
jatuhnya korban.
Sebanyak 26 orang dilaporkan
menjadi korban dalam insiden ini. Tiga di antaranya meninggal dunia: Vania
Aprilia (8 tahun), Dewi Jubaedah (61 tahun), dan anggota kepolisian Bripka
Cecep Saeful Bahri.
Maula:
Tak Pernah Ada Undangan Makan Gratis
Menanggapi
narasi yang menyebut adanya makan siang gratis sebagai pemicu kerumunan, Maula
menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah merancang atau mengumumkan acara
tersebut.
"Yang terjadi adalah
ada makanan sisa resepsi yang belum dibagikan. Maka kami putuskan, daripada
terbuang, lebih baik dibagikan kepada warga yang hadir,"
jelasnya.
Putri menambahkan bahwa
pembagian makanan itu tidak masuk dalam agenda resmi acara hari itu. Ia juga
membantah adanya pengumuman publik terkait makan gratis.
"Balakecrakan
yang dimaksud bukanlah makan siang gratis dalam arti sebenarnya. Tidak ada
pengumuman resmi, bahkan kami sudah mewanti-wanti agar tidak mengundang publik
lewat pengumuman soal makanan," kata Putri.
Klaim
Miskomunikasi dan Janji Bertanggung Jawab
Terkait
akses jalan yang sempat tertutup saat kejadian, Putri mengakui adanya
miskomunikasi di tingkat pelaksana teknis.
"Saya sudah tekankan
agar tidak ada penutupan jalan. Tapi ternyata di lapangan terjadi hal berbeda. Kami
serahkan kepada pihak berwenang untuk mengusut hal ini,"
ucapnya.
Baik Maula maupun Putri
menyatakan siap menjalani proses hukum yang tengah berlangsung. Mereka mengaku
telah menemui keluarga korban secara langsung dan menyampaikan permohonan maaf
serta memberikan santunan sebagai bentuk empati.
"Kami tidak lari dari tanggung jawab. Kami siap
menghadapi semua konsekuensi hukum atas musibah ini," tutup Maula. (WA)