Sumber
Foto: Alengka
WARTAALENGKA, Cianjur - Bangun pagi telah lama dianggap
sebagai kebiasaan baik yang diasosiasikan dengan kesuksesan, kedisiplinan, dan
kesehatan. Di era modern, di mana stres dan beban kerja meningkat, kebiasaan
bangun pagi kembali menjadi sorotan sebagai salah satu strategi peningkatan
produktivitas dan stabilitas mental. Artikel ini mengulas efek positif dari
bangun pagi, ditinjau dari perspektif ilmiah berdasarkan sejumlah penelitian
terkini.
1. Korelasi Bangun Pagi dan
Produktivitas
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal
of Applied Social Psychology (Randler, 2010) menemukan bahwa individu
dengan kecenderungan kronotipe pagi (morning type) cenderung memiliki performa
akademik dan profesional yang lebih baik dibandingkan night owl. Mereka lebih
proaktif, mampu mengatur waktu dengan efisien, dan lebih cepat menyelesaikan
tugas-tugas penting pada awal hari.
Penelitian lain yang dilakukan oleh
Harvard Business Review menunjukkan bahwa para eksekutif dan profesional sukses
umumnya memulai hari mereka antara pukul 04.30 hingga 06.00 pagi. Mereka
menggunakan waktu tersebut untuk olahraga ringan, meditasi, membaca, atau
menyusun prioritas kerja—aktivitas yang terbukti meningkatkan fokus dan
efisiensi.
2. Pengaruh terhadap Kesehatan Mental
Bangun pagi juga berperan besar dalam
menjaga kesehatan mental. Penelitian dari JAMA Psychiatry (2021) yang
melibatkan lebih dari 800.000 responden menunjukkan bahwa menggeser waktu
bangun tidur satu jam lebih awal dari biasanya dapat menurunkan risiko depresi
sebesar 23%. Hal ini berkaitan dengan paparan sinar matahari pagi yang membantu
mengatur ritme sirkadian dan meningkatkan produksi serotonin—neurotransmitter
yang mengatur suasana hati.
Selain itu, sebuah studi dari
University of Toronto mengungkap bahwa individu yang bangun pagi memiliki
tingkat kepuasan hidup dan stabilitas emosional yang lebih tinggi. Mereka
cenderung mengalami tingkat stres yang lebih rendah karena memiliki cukup waktu
untuk mempersiapkan hari tanpa tergesa-gesa.
3. Manfaat Fisiologis
Secara biologis, bangun pagi membantu
tubuh menyinkronkan ritme sirkadian secara optimal. Ritme ini mengatur siklus
tidur-bangun, produksi hormon, suhu tubuh, dan metabolisme. Dengan bangun pagi
secara konsisten, tubuh mendapatkan sinyal yang kuat untuk berfungsi lebih
efisien di siang hari dan beristirahat optimal di malam hari.
Produksi kortisol—hormon yang
meningkatkan kewaspadaan dan energi—mencapai puncaknya di pagi hari. Bangun
saat kadar kortisol sedang tinggi membantu tubuh memulai hari dengan penuh
energi dan fokus.
4. Kebiasaan Pagi dan Efek Domino
Positif
Bangun pagi juga memicu kebiasaan baik
lainnya. Orang yang bangun pagi cenderung lebih sering sarapan sehat,
berolahraga, dan memiliki waktu untuk refleksi diri. Kombinasi aktivitas ini
meningkatkan fungsi kognitif dan memperkuat daya tahan mental terhadap tekanan
pekerjaan maupun masalah pribadi.
Dalam konteks psikologi positif,
rutinitas pagi seperti journaling, afirmasi positif, atau meditasi membantu
seseorang membentuk mindset optimis yang mendukung ketahanan mental dan
kesuksesan jangka panjang.
5. Tantangan dan Solusi
Meskipun manfaat bangun pagi sangat
jelas, tantangan utama adalah bagaimana mengubah pola tidur yang sudah
terbentuk. Faktor gaya hidup malam, paparan gawai, dan stres menjadi penghambat
utama.
Untuk itu, disarankan melakukan
perubahan bertahap: tidur lebih awal 15–30 menit setiap malam, menghindari
cahaya biru dari layar setidaknya 1 jam sebelum tidur, dan menciptakan ritual
malam yang menenangkan (seperti membaca atau mandi air hangat). Mengatur jadwal
tidur yang konsisten juga menjadi kunci penting untuk adaptasi.
Bangun pagi bukan hanya kebiasaan sederhana, melainkan strategi hidup yang memberikan dampak nyata terhadap produktivitas dan kesehatan mental. Berbagai studi ilmiah mendukung klaim bahwa orang yang bangun pagi lebih fokus, lebih sehat secara mental, dan lebih siap menghadapi tantangan hidup. Dengan menerapkan rutinitas pagi secara konsisten, kita dapat memaksimalkan potensi diri secara berkelanjutan. (WA/Ow)