![]() |
| Sumber Foto: beritajakarta |
WARTAALENGKA,
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung menyoroti masih
timpangnya akses air bersih di sejumlah kawasan Jakarta Utara. Ia mengaku
prihatin karena banyak warga yang sampai hari ini masih mengandalkan air galon
untuk kebutuhan harian, bukan dari jaringan perpipaan yang layak di rumah
mereka.
“Rata-rata
mereka membeli galonan dan sebagainya. Dan itu menurut saya enggak boleh
terjadi, maka salah satu program prioritas saya adalah menyelesaikan persoalan
itu,” kata Pramono di Jakarta Utara, Minggu 16 November.
Pramono
menjelaskan cakupan layanan jaringan air bersih yang dikelola PAM Jaya di
wilayah utara Jakarta baru menyentuh sekitar 76 persen. Menurutnya, angka
tersebut belum ideal untuk sebuah ibu kota yang menargetkan layanan dasar
setara kota besar lain di kawasan regional. Karena itu pemerintah provinsi
mendorong percepatan pembangunan jaringan pipa di wilayah yang selama ini
tertinggal, terutama permukiman padat yang selama ini bergantung pada air tanah
dan air kemasan.
Target
yang dipasang cukup agresif. Pada 2026, Pramono menargetkan cakupan layanan air
bersih meningkat menjadi sekitar 85 persen. Setahun berikutnya, bertepatan
dengan perayaan 500 tahun Jakarta pada 2027, ia berharap cakupan sudah
mendekati 90 persen. “Mudah-mudahan tahun 2028 akhir atau 2029 selesai.
Kalau pas tahun depan bisa tembus 85 persen, maka di tahun 2027 pas usia
Jakarta yang ke-500 tahun, target saya semoga bisa mendekati 90 persen,”
kata Pramono sebagaimana dilaporkan jurnalis Kompas TV, Nandha Aprilia.
Jika
peta jalan ini berjalan sesuai rencana, pemerintah daerah memperkirakan hampir
2,3 juta pelanggan akan terhubung ke layanan air bersih perpipaan. “Kalau
itu terjadi hampir 2,3 juta pelanggan di Jakarta sudah menikmati air bersih,” lanjut
Pramono. Ia menegaskan akses air bersih bukan hanya soal kenyamanan, tetapi
menyangkut kesehatan publik dan keadilan layanan dasar antarwilayah di Jakarta.
(WA)
