Tak Mau Dianggap Tak Adil, Bahlil Pastikan Tambang untuk Muhammadiyah Harus Setara NU

Sumber Foto: Bloomberg via Getty Images

WARTAALENGKA, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah masih mengkaji ulang rencana pemberian lahan tambang batu bara untuk organisasi Muhammadiyah. Ia menegaskan, pemerintah ingin memberikan lahan terbaik agar tidak terkesan diskriminatif.

"Untuk Muhammadiyah, kami sedang proses. Tapi kami tidak mau memberikan lahan yang kualitasnya jelek. Harus yang bagus. Kalau diberikan yang kurang layak, nanti saya dianggap tidak adil," kata Bahlil, Selasa (22/7), usai acara penyerahan dokumen Pra-FS 18 Proyek Hilirisasi ke Danantara.

Muhammadiyah sebelumnya direncanakan akan menerima lahan bekas tambang milik PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (dulunya PT Adaro Energy Tbk), namun Bahlil mengungkapkan bahwa evaluasi terakhir menunjukkan lokasi tersebut masih perlu pendalaman lebih lanjut.

Sementara itu, organisasi keagamaan yang lebih dahulu menerima alokasi tambang adalah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PBNU mendapat lahan eks PKP2B dari PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang luas dan berkualitas tinggi.

"Kami tidak ingin ada kesan Muhammadiyah diberi tambang asal-asalan. Kalau PBNU dapat yang bagus, Muhammadiyah juga harus dapat yang bagus. Itu baru adil," tegasnya.

Sebelumnya, Bahlil sempat menyatakan bahwa Muhammadiyah akan mendapatkan izin pengelolaan tambang batu bara pada Maret 2025. Proses tersebut dimulai dengan penerbitan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK), yang kemudian dilanjutkan dengan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP) agar organisasi tersebut bisa memulai produksi.

"Yang penting izin WIUPK-nya keluar dulu, baru kita bisa teruskan ke IUP supaya bisa mulai produksi," ujar Bahlil saat ditemui dalam kegiatan Safari Ramadan Partai Golkar di Madrasah Mualimin Muhammadiyah, Bantul, 10 Maret lalu. (WA)

 

Lebih baru Lebih lama