WARTAALENGKA, Cianjur – Hasan Nasbi resmi mengundurkan diri
dari jabatannya sebagai Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) dan Juru
Bicara Presiden Prabowo Subianto. Surat pengunduran dirinya telah disampaikan
kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya pada 21 April 2025.
Dalam pernyataannya, Hasan
mengungkapkan bahwa keputusannya untuk mundur bukanlah tindakan impulsif,
melainkan hasil dari pertimbangan matang. Ia menyebut adanya persoalan yang
berada di luar kemampuannya sebagai alasan utama pengunduran diri tersebut.
Salah satu momen yang menjadi sorotan
selama masa jabatannya adalah tanggapannya terhadap insiden teror kepala babi
yang dikirimkan kepada jurnalis Tempo. Pernyataan Hasan yang menyarankan agar
kepala babi tersebut "dimasak saja" menuai kritik luas dan dianggap
tidak sensitif. Presiden Prabowo Subianto pun menilai pernyataan tersebut
sebagai tindakan teledor dan menyampaikan permintaan maaf atas kejadian
tersebut.
Menanggapi pengunduran diri Hasan,
Juru Bicara Presiden, Dahnil Anzar Simanjuntak, menyatakan bahwa pihaknya
menghormati keputusan tersebut meskipun tidak mengetahui secara pasti alasan di
baliknya. Dahnil juga menekankan pentingnya pola komunikasi yang baik dalam
pemerintahan dan menyebut bahwa Presiden Prabowo telah melakukan koreksi
terhadap pola komunikasi pemerintah.
Sebagai langkah selanjutnya, Presiden
Prabowo telah menunjuk Mensesneg Prasetyo Hadi sebagai Juru Bicara Presiden
yang baru. Prasetyo Hadi, yang sebelumnya menjabat sebagai anggota DPR dan
memiliki latar belakang di Partai Gerindra, diharapkan dapat membawa pendekatan
komunikasi yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan pemerintahan saat
ini.
Pengunduran diri Hasan Nasbi menandai
dinamika dalam struktur komunikasi pemerintahan Prabowo. Hal ini juga
mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam menyampaikan pesan-pesan pemerintah
kepada publik secara tepat dan sensitif terhadap isu-isu yang berkembang.
Dalam konteks ini, penting bagi
pemerintahan untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki strategi komunikasinya
agar dapat membangun kepercayaan publik dan menyampaikan informasi secara
transparan dan akurat.
Sebagai penutup, langkah Hasan Nasbi untuk mundur dari jabatannya menunjukkan sikap tanggung jawab dan kesadaran akan pentingnya komunikasi yang efektif dalam pemerintahan. Diharapkan, dengan penunjukan Prasetyo Hadi sebagai pengganti, komunikasi pemerintahan dapat berjalan lebih baik dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. (WA/ Ow)